Minggu, 10 Juli 2016

Ngobrol Bahasa Inggris Sebisanya

Suatu kali ketika saya naik kereta, saya berjumpa dengan seorang bule. Dia sepertinya sedang liburan tapi sendirian saja dalam perjalanannya. Saat itu dia duduk sendirian di kursi deretan seberang saya. Saya naik dari stasiun Madiun, ketika saya duduk di kursi saya bule tersebut saya lihat beranjak keluar kereta. Mungkin sekedar cari angin sambil menunggu kereta akan berangkat.

Deretan kursi saya terdiri atas kapasitas tiga tempat duduk. Sementara deretan kursinya yang kapasitas dua. Selagi bule itu masuk, deretan tempat duduknya segera ditempati empat remaja putri berhijab hitam tertutup wajah kecuali mata. Ketika kereta mulai berangkat, bule tersebut mendapati tempat duduknya terisi orang lain. Menyadari bahwa tempat duduk tersebut diantaranya milik bule, keempat remaja putri tersebut kompak berkata "sorry...".

Bule itu pun akhirnya berpindah tempat ke sebelah saya. Kebetulan deretan tempat duduk saya tidak terisi oleh orang lain. Lima menit pertama kami hanya terdiam. Bule tersebut segan menyapa karena dikira saya tidak akan nyambung. Saya pun juga sungkan memulai percakapan, takut salah bicara.

Jujur, walaupun sejak SD saya pernah menerima pelajaran bahasa inggris namun ternyata saya tidak begitu menguasai. Bahasa inggris saya hanya pasif. Apalagi saya cuma paham bentuk present tense yang mudah saja. Terbatas sekali kosakata inggris saya. Namun situasi harus segera diatasi supaya tidak terjadi kebekuan sepanjang perjalanan.

Ketika bule ini merogoh isi tas untuk mengambil sesuatu, saya segera menawarkan " put your bag in here.." sambil saya menunjuk tempat tas di atas saya. Sementara tasnya masih di tempat yang semula. Bule itu menjawab "no..no..". Wah lega saya, dia paham maksud saya. Yang saya takutkan kalau saya bicara dia tidak paham, atau dia menjawab tapi saya tidak ngerti maksudnya.

Saya mulai berani saja ucap inggris setau saya " where do you start?". Bule ini menjawab "i start from Jogja...". " where you will go?". Dijawabnya lagi "i will go to probolinggo..". Siiip masih nyambung. Coba lagi saya bertanya " what place in Probolinggo? ". Jawabnya " i will go to Bromo...in Ijen". Hmm, rupanya mau ke gunung bromo, isih nyambung iki.

Coba tanya nama deh.."what is your name...". "My name is Alex...". " Oh Alex. My name is Okky. Where do you come from?". Alex menjawab "i come from yurop...". Saya masih kurang jelas, dia pun memperjelas " i from yurop...slovania..". Owalah maksudnya bule ini dari Europe alias Eropa.

"How long do you arive in Indonesia...". Si Alex pun menjawab "five days. I arrive in Jakarta and go to yogyakarta by plane not by train...". Wah paham saya meskipun dia ngomong agak panjang. Kami berbincang agak lama, dia berkisah kalau usai dari Bromo akan pergi ke bali lalu timor leste. Dia baru kali ini pergi ke Indonesia. Sementara ke negara lain sudah pernah macam Malaysia. Singapura. Jepang. Filipina. India. Wah kerjaannya cuma keliling-keliling.

Beberapa kali dia mengusap kaki dan tangan karena kedinginan. Betapa tidak, tepat di atas kami ada AC. Tapi bukankah bule mestinya kebal dingin ya. Spontan ketika ada penjual pop mie saya beli untuk dia satu. " do you want pop mie?". Saya pesan satu dulu dan dia melihat punya saya, langsung setuju. Saya lupa kalau mie itu bahasa inggris nya noodle. Setelah mie miliknya selesai, dia bertanya "how much..". Saya menjawab " no, i buy for you..". ,"thank you very much..." jawabnya.

Menjelang tiba di Stasiun Wonokromo Surabaya, saya segera berkemas. Dia bertanya "Do you finish here?". Saya jawab " Yes. This is in Surabaya... ". Malah dia tanya lagi " How big Surabaya...how many people?". Saya agak bingung saya jawab sebisanya "Surabaya is a capital city in jawa timur eh..east java... The people is above three millions...". Dia mengangguk sambil tanya lagi " How big than Sidoarjo? ". Walah, kok paham Sidoarjo juga. " Surabaya is a big city. Number second after Jakarta.. ". Dia puas dengan jawaban saya.

Setelah basa-basi sejenak saya pun pamitan, saat itu kereta sudah tiba di stasiun wonokromo. Lega hati saya setidaknya pernah berani ngomong bahasa inggris dengan bule. Ternyata bicara bahasa inggris yang penting keberanian saja. Salah atau bener urusan belakangan. Saya malu, di London anak umur lima tahun saja sudah pinter ngomong inggris, masa' saya ga bisa sama sekali. Oya tidak saya terjemahkan percakapan di atas, karena masih termasuk kata-kata yang mudah.

(Okky T. Rahardjo, 085645705091, D06F638E)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar