Jumat, 18 Desember 2015

Catatan Album Natal Bersama Koes Plus

   

         Riang. Ceria. Menghentak. Penuh sukacita. Itulah gambaran saat kita mendengarkan album “Natal Bersama Koes Plus”. Album yang beredar pada tahun 1974 ini memang kental sekali dengan nuansa khas musik Koes Plus. Keempat musisi ini sangat piawai dalam meramu dan mengaransemen lagu yang sebenarnya dimaksudkan sebagai album religi ini menjadi begitu chatcy atau mudah diterima oleh semua kalangan.

            Pada album Natal Bersama Koes Plus ini kita dapat merasakan kegembiraan Natal dalam balutan musik yang sudah menjadi ciri khas Koes Plus. Bahkan kita dapat membandingkan dengan album Koes Plus Pop Indonesia Volume 9, 10, 11 atau bahkan album Ernie Johan yang digarap khusus oleh Koes Plus. Ketika didengarkan bersamaan album Natal ini rasanya tidak akan jauh berbeda, semua khas Koes Plus. Dibuka oleh musik yang riang dan vokal ceria Yok Koeswoyo menyanyikan sebuah lagu berjudul Haleluyah Natal, kita seakan diajak bangkit berdiri dari kursi malas kita untuk selanjutnya menggerakkan kaki dan tangan mengikuti irama musik. Duet vokal khas Yon dan Yok tampak padu ketika menyanyikan bagian reffrein lagu yang menyiratkan kegembiraan umat manusia merayakan hari Natal dengan penuh gembira.

            Natal begitu mengesankan bagi Yon Koeswoyo ketika dia teringat kekasihnya yang menyatakan cintanya di malam Natal. Begitu ungkapan yang dapat kita rasakan kala mendengar lagu kedua yang diberi judul Bisikan Di Hari Natal. Ya memang Natal bisa menjadi makna yang dalam bagi masing-masing pihak yang mengalaminya. Tidak hanya mengenang kelahiran Sang Juru Selamat, namun ketika ada momen indah bersama orang yang disayangi pun maka Natal tetaplah menjadi sesuatu yang mengesankan.

            Setelah duet Yon Yok menghiasi beberapa lagu awal, maka giliran sang maestro Tonny Koeswoyo unjuk suara. Kasih Yang Abadi menjadi lagu pertama yang menunjukkan vokal khas beliau yang syahdu dan mampu membawa suasana mengharu biru. Natal yang agung itu mampu dimaknai Tonny dalam rangkaian kasih yang vertikal antara manusia dan penciptanya serta bersifat horizontal antara manusia dengan sesamanya, sebagaimana yang diungkapkannya dalam lagu ini. Usai mengajak kita pada penghayatan yang mendalam, Tonny seakan mengajak kita untuk berdiri dan bergoyang mengikuti irama lagu yang didendangkannya pada lagu Tiada Lagi Sakit.

            Perpaduan antara permainan keyboard dan drum membuat kita tidak tahan lagi untuk tidak bergerak ketika mendengarkan lagu ini. Lagu yang berirama cha-cha ini menyiratkan kegembiraan seorang manusia yang menyambut kehadiran Sang Penebus Dosa yang membebaskan manusia dari  berbagai penderitaan. Lagu ini menyiratkan Koes Plus sebagai seniman yang benar-benar memberikan penghiburan secara profesional. Sekalipun ini lagu Natal namun ciri khas Koes Plus sebagai grup musik pop tidak luntur begitu saja.

            Yok Koeswoyo pun ikut menyumbangkan vokal emasnya pada lagu ini. Lahir Putra Maria yang disuarakannya secara lembut mampu mengajak pendengarnya untuk menundukkan kepala sejenak untuk mengenang kronologi kisah Natal yang sesungguhnya. Kepiawaian Yok Koeswoyo meringkas isi Injil secara singkat mampu membuat lagu ini sejajar dengan lagu-lagu Natal klasik yang sudah lebih dulu ada. Bukan hanya itu Hening yang disuarakan Yok secara duet dengan Yon Koeswoyo kembali mengajak hati kita pada suasana batin yang mendalam. Kalau kita mendengarkan lagu ini pada malam hari, maka akan terasa sekali bahwa Koes Plus membuat lagu Natal tidak asal-asalan. Pesan Natal tetap menjadi fokus utama bahwa kehadiran Yesus membawa damai sejahtera dan ketenteraman bagi umat manusia.

            Sukacita hari Natal tetap tidak dilupakan oleh Koes Plus sekalipun tidak meninggalkan kesan kesakralan Natal itu sendiri. Selain Haleluyah Natal yang tersaji di lagu pertama, Datanglah dan Di Ru Ri Ram merupakan contoh sukacita menyambut Natal yang dibawakan secara khas oleh musik Koes Plus yang sudah familier bagi penggemarnya. Ketukan drum Murry yang serba spontan dan penuh kejutan tetap menjadi sesuatu yang menarik dan menghiasi setiap lagu yang direkam dalam album ini. Murry sendiri tidak ikut menyumbangkan suaranya dalam album yang bersampul warna biru muda ini.

            Coba simak Di Ru Ri Ram, Koes Plus seakan mengajak kita untuk memahami bahwa sukacita Natal itu milik semua. Ayah, ibu, adik, kakak, paman, bibi, kakek dan nenek boleh merayakan Natal secara bersama-sama. Hmmm...dahsyat sekali lagu ini. Ketika era Koes Bersaudara mereka sempat mempunyai lagu yang mengungkapkan rasa cinta dengan mengatakan Dam Dam Da Ra Ra Ram, kini dengan Di Ru Ri Ram mereka mengungkapkan kegembiraan yang luar biasa di hari Natal.

            Secara umum album Natal Bersama Koes Plus ini terbagi atas tiga pesan utama. Yang pertama perenungan akan kehadiran Yesus Sang Penebus Dosa. Kedua, sukacita atas datangnya keselamatan bagi umat manusia. Ketiga, hubungan dengan sesama yang begitu mengesankan pada situasi menjelang Natal. Koes Plus begitu cerdas merangkum ketiga pesan tersebut dalam album yang pembuatan kontraknya menjadi satu dengan album Qasidahan Bersama Koes Plus ini.

            Brilian sekali ketika Koes Plus mengakhiri lagu ini tetap dengan nuansa yang riang melalui lagu Natal Di Hatiku. Duet maut Yon dan Yok yang membuka album ini dengan riang, kali ini menutup dengan ceria pula. Bahkan yang menarik adalah mereka mampu membagi tugas dengan baik, kapan waktunya lagu dinyanyikan secara duet, kapan pula Yon memisahkan diri pada bagian bridge lagu “bukankah kita semua tetap bersatu...di dalam keheningan kasih sayangnya...” lalu duet bersaudara itu pun melanjutkan lagi bagian lagu tersebut secara bersama-sama.

            Kalau boleh dikatakan sebagai kekurangan, hanyalah terletak pada kekurang khusyukan album ini dalam menghayati makna Natal. Coba bandingkan dengan kedua album Natal sebelumnya yang dirilis pada tahun 1972 dan 1973 yang begitu syahdu dan mendayu. Pada kedua album tersebut, selain lagu-lagu karya personel Koes Plus juga terdapat lagu Natal hymne yang sudah melegenda namun dibawakan secara apik oleh Koes Plus. Mungkin saja saat itu ada pertimbangan komersil yang membuat album Koes Plus tahun 1974 ini menjadi berbeda.

            Namun perlu diketahui bahwa album Natal Bersama Koes Plus ini diedarkan hampir berbarengan dengan album Qasidahan Bersama Koes Plus. Bahkan saat itu hari peringatan hari Natal juga hampir bersamaam dengan peringatan hari raya Idul Fitri, sebagaimana yang pernah terjadi pada tahun 2000 lalu. Oleh karena itu sempat terjadi pro kontra mengenai terbitnya dua album yang bersifat beda kutub ini. Bahkan sampai hari ini masih ada saja yang usil bertanya, apakah sebenarnya agama personel Koes Plus. Saya yakin kalau mereka merilis album Natal atau Qasidahan itu bukan karena mereka “beragama apa”, namun tak lain dan tak bukan hanya demi keprofesionalan sebagai seniman semata.

            Album ini secara keseluruhan berisi sebagai berikut : Haleluyah Natal, Bisikan Di Hari Natal, Hari Natal Telah Tiba, Kasih Yang Abadi, Tiada Lagi Sakit, Janji Setiamu, Lahir Putra Maria, Datanglah, Kenangan Natal, Di Ru Ri Ram, Hening, Natal Di Hatiku.

            Cover album Natal Bersama Koes Plus ini dibuat di salah satu lokasi Taman Mini Indonesia Indah. Menariknya, baju yang dipakai oleh keempat personel identik pula dengan yang dipakai untuk pemotretan album Qasidahan Bersama Koes Plus. Bahkan kaos yang dipakai oleh Yon Koeswoyo tampak pula melekat dalam pose album Another Song For You.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai catatan tentang album Natal Bersama Koes Plus ini. Mohon maaf atas setiap kekurangan dalam rangkaian kata, data dan kalimat dalam tulisan ini. Jayalah selalu musik Indonesia.


( Okky T. Rahardjo, Penggemar Koes Plus Di Surabaya, 085645705091, 518CC94A )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar