Minggu, 06 April 2014

KPM Band, Sebuah Eksistensi Pelestarian Koes Plus Di Kota Surabaya



            Kota Surabaya sebagai kota metropolis menyimpan berbagai fasilitas bagi setiap orang yang haus akan hiburan. Ada begitu banyak sajian hiburan tersedia di kota pahlawan ini. Mulai musik, tarian, bioskop dan berbagai kemasan lain yang memanjakan telinga dan mata warga kota. Salah satu di antara pertunjukan musik yang dapat dinikmati di kota ini adalah suguhan lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus. Kita dapat mengikuti penampilan band yang menampilkan lagu-lagu dari kelompok band legendaris tersebut pada jumat malam di minggu pertama dan ketiga. Tidak jauh tempatnya, yaitu di Taman Remaja Surabaya yang lokasinya bersebelahan dengan THR Surabaya atau yang sekarang juga dikenal dengan swalayan Hi Tech Mall.


            Tembang-tembang abadi Koes Plus tersebut dapat kita nikmati secara beruntun yaitu dua jam nonstop melalui penampilan Koes Plus Mania (KPM) band, yang siap menerima segala request dari penonton yang hadir menyaksikan di panggung utama. Seperti halnya pada malam itu, Jumat 4 April 2014, KPM band kembali hadir mengisi ruang pandang dan dengar penggemar Koes Plus di kota Surabaya. Lagu demi lagu dihadirkan dalam balutan suasana yang syahdu, romantis bahkan riang dan menghentak. Menanggapi langit Surabaya yang bergelayut mendung sebuah lagu melankolis yang bertajuk Seminggu Yang Lalu dibawakan dengan apik oleh Bambang selaku vokalis band yang tergolong senior di blantika musik kota Surabaya ini.


            Bambang mencoba menjalin suasana yang komunikatif dengan sesekali berbincang dari atas panggung, pada penonton yang duduk di keremangan gelap pada deretan bangku panjang. Dia mencoba mengingatkan penonton bahwa mereka sudah dua puluh tahun ini eksis menghibur warga kota Surabaya melalui karya abadi Koes Plus. Walaupun personel lama yang tersisa hanya Sapto, mereka bertekad akan terus mengabdikan diri demi kelestarian lagu karya anak bangsa ini. Banyak atau sedikit penonton yang hadir menyaksikan penampilan mereka, tidak menyurutkan semangat mereka untuk menggemakan karya Koes Plus. Sebagaimana malam itu, walaupun tidak banyak penggemar Koes Plus yang hadir, Bambang beserta ketiga personel lainnya tetap habis-habisan menghibur penonton setia yang selalu menantikan penampilan mereka.


            Penonton tetap dimanjakan dengan lagu Koes Plus yang dibawakan dengan gaya khas KPM band yang berusaha mengikuti permainan musik aslinya pada saat lagu tersebut direkam. Kerinduan yang terdapat pada album keenam Koes Plus coba dibawakan dengan lembut oleh Bambang yang sepintas vokalnya mirip Nomo Koeswoyo dari pada Yon Koeswoyo. Suasana sedikit lebih bergairah manakala lagu Nusantara VII karya Murry dibawakan dengan baik oleh grup ini. Sapto selaku pemain keyboard pun juga kebagian mendendangkan suaranya kala membawakan lagu Untuk Dia karya Yok Koeswoyo pada volume 14.

            Manis dan Sayang sebagai lagu populer Koes Plus dibawakan secara duet oleh Bambang dan Koko selaku pemain bass KPM band. Malam itu KPM band tampil tanpa pemain drum tetap mereka yaitu Hary yang sedang ada keperluan keluarga. Seorang pemain additional dipasang untuk mengganti posisi menggebuk drum pada malam itu. Namun kehadiran pemain pengganti tersebut tidak mengurangi keharmonisan lagu-lagu Koes Plus yang dibawakan oleh grup musik asal Surabaya ini. 

            Pada satu jam terakhir, biasanya KPM band membuka ruang untuk pengunjung yang ingin bernyanyi diiringi secara live di atas panggung. Dion selaku penggemar Koes Plus usia muda mencoba tampil untuk pertama kalinya. Kala itu dia memilih lagu-lagu dari album Koes Bersaudara yaitu Senja Kelabu dan Seindah Matahari. Bagi penonton yang tidak hafal lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus yang hendak dinyanyikan, tersedia buku teks lagu yang siap di stand book pada panggung utama. 

            Sesudah Dion, tampak juga Sugeng seorang karyawan swasta ikut mendendangkan lagu yaitu Why Do You Love Me. Malam itu KPM band kedatangan seorang tamu istimewa yaitu seorang pengunjung yang berasal dari Jakarta. Penonton tersebut yaitu Agus Rait yang juga merupakan salah seorang personel band pelestari Min Plus. Agus maju dengan didampingi Mispomo, seorang pemain drum dari Kass Plus mencoba mengunjukkan kemampuan vokalnya. Sebuah lagu berjudul Gadis Genit menjadi pilihan pertama sebagai tembang yang dibawakan. Gebukan drum Pomo masih terdengar lincah di tengah usianya yang tidak muda lagi. Berikutnya berturut-turut lagu-lagu Koes Plus dibawakan yaitu Gadis Desa, Penipu dan Buat Apa Susah. Agus yang kebetulan hari itu bertugas di Surabaya memang menyisihkan waktu untuk menghadiri even Koes Plusan yang kebetulan bertepatan ada di malam itu. 

Mengakhiri aksi panggungnya, Termenung Lesu dipilih oleh pria yang juga menyandang sebagai pemain bass pada band pelestari yang digawangi bersama abangnya yaitu Dianto. Seiring tembang yang diambil dari volume empat Koes Plus tersebut usai dibawakan, usai pula penampilan KPM band malam itu. Semua pengunjung terasa puas dan terhibur oleh KPM band yang sejenak mampu mengolah kenangan terhadap kejayaan karya Koes Plus di bumi nusantara ini. Waktu menunjukkan pkl. 22.00, seiring panggung yang mulai gelap, area Taman Remaja yang mulai sepi, penonton pun mulai pulang satu per satu.

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai liputan penampilan band peletari di kota Surabaya. Mohon maaf bila ada rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Jayalah selalu musik Indonesia.

( Okky T. Rahardjo, penggemar Koes Plus dari kota Surabaya—085645705091 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar