Selasa, 12 November 2013

Tiga Pemain Drum Yang Sekaligus Vokalis

Murry "Koes Plus"

Mengamati blantika musik era 70an sangat menarik untuk diikuti. Saat itu ada banyak ragam aksi dari musisi yang hampir tidak ditemui saat ini. Bila boleh dibandingkan, vokal para penyanyi saat itu terdengar lebih alami dan merdu dibandingkan penyanyi saat ini. kita melihat beberapa penyanyi solo yang memiliki nafas lebih panjang dan merdunya mereka berolah vokal. Rasanya hanya masa-masa itu kita mengenal adanya pembagian suara yang terdengar manis dilantunkan oleh penyanyi-penyanyi pada sebuah band. Sementara saat ini setiap grup band hanya mengandalkan satu suara yang dilafalkan oleh vokalisnya. Tidak ada duet apalagi pembagian suara 1, 2 dan 3 pada sebuah lagu.

Tulisan ini tidak hendak membahas masalah olah vokal secara teknis, namun ada sebuah hal yang unik yang sayang untuk dilupakan begitu saja. Pada masa itu kita mengenal hampir sebagian besar personel band selain memainkan alat musik, mereka juga ikut mendendangkan suaranya dalam album yang mereka rekam. Selain grup tersebut juga memiliki personel yang dinobatkan sebagai vokalis secara khusus. Contoh yang paling mencolok adalah Koes Plus. Selain Yon Koeswoyo yang ditahbiskan sebagai vokalis, ternyata ketiga personel yang lain juga piawai melantunkan vokal bahkan dalam berkarya menulis lagu kemampuan mereka rata-rata sama. Selain itu ada juga Panbers, The Mercy’s, Favourite’s Group atau Usman Bersaudara. Kita mampu menyebutkan vokalis utama masing-masing grup tersebut, namun ternyata personel dari masing-masing grup tersebut juga ikut menyumbangkan suaranya dalam pita rekaman album mereka.

Secara spesifik tulisan ini akan membahas satu posisi dalam sebuah band yang hampir jarang kita dengar pada era millennium ini. Posisi tersebut adalah pemain drum yang juga merangkap sebagai vokalis. Beberapa band populer Indonesia tercatat memiliki vokalis yang merupakan pemain drum. Sebuah hal yang unik dan menarik. Mengingat biasanya yang kebagian tugas sebagai vokalis adalah pemain gitar atau organ. Pada dasawarsa 1970an, ada begitu banyak pemain drum yang handal. Contohnya Benny Mustafa, Fuad Hassan, Chairul atau Jelly Tobing. Demikian juga untuk vokalis yang dahsyat sangat banyak sekali. Tersebutlah Benny Panjaitan, Charles Hutagalung atau Yon Koeswoyo. Namun pemain drum merangkap vokalis, sedikit sekali.

Di antara yang sedikit itu muncullah nama Murry. Peran ganda Murry ini bisa kita ikuti ketika dia membentuk Murry’s Group selepas rehatnya Koes Plus pada 1977. Debutnya melalui album Papiku Mamiku membuktikan dirinya sebagai pemain drum sekaligus vokalis yang layak diperhitungkan. Memang dalam album-album yang diterbitkannya baik melalui Remaco maupun Irama Tara, terdapat nama lain yang mendampinginya berolah vokal, namun peran Murry sangat dominan. Tersebutlah lagu Terang Bulan, Pantun Lama, Palapa, Balada Gadis Kecil dan Selamat Tinggal Saudaraku. Di pihak lain kita juga mendengar tembang-tembang macam Besi Tua, Anak Cucu, Konco Becaan, Biar Lambat Asal Selamat atau Tujuh Tahun.

Murry benar-benar mampu membuktikan eksistensi dirinya bahwa dia tidak habis sekalipun tidak bergabung dengan tiga Koeswoyo bersaudara dalam Koes Plus. Memang yang dicatat pada tulisan ini adalah keberadaan Murry dalam formasi Murry’s Group karena pada grup inilah Murry benar-benar eksis sebagai vokalis. Sementara dalam formasi Koes Plus, Murry memang berolah vokal namun keberadaannya bukan sebagai lead vocal sebagaimana pada Murry’s Group. Vokal Murry benar-benar menonjol pada grup yang dibentuk bersama ketiga personel Yeah Yeah Boys asal Surabaya ini. sayang sekali sedikit sekali catatan tentang show Murry’s Group pada masa itu. Sehingga praktis keberadaan mereka hanya dapat dideteksi melalui album rekaman yang mereka rilis.

Catatan kedua mengenai pemain drum sekaligus vokalis adalah Sofyan dari grup Usman Bersaudara. Siapa yang menyangka bahwa vokal merdu dari lagu indah macam Kasih Mama, Wulandari, Gelap, Mandolin atau Angkat Topi dinyanyikan oleh seseorang yang duduk di balik kursi drum. Bahkan peran Sofyan sebagai pemain drum sekaligus vokalis ini sudah bisa diikuti sejak beliau bergabung pada Man’s Group atau No Koes. Album No Koes “Sok Tahu” yang masih belum ada vokal Nomo Koeswoyo, ternyata sebagian besar Sofyan lah yang menyanyikan. 

Tentu tidak mudah menabuh drumj sembari bernyanyi, namun keberadaannya yang unik itulah yang selalu ditunggu oleh penonton kala Usman Bersaudara manggung. Usman memang tetap berfungsi sebagai announcer, namun vokalis sebagian besar lagu-lagu mereka ya Sofyan ini yang merupakan ayah kandung Puput Melati. Sambil sedikit membungkuk menyorongkan badan mendekatkan diri pada mik yang terpasang di atas drum, Sofyan dengan perlahan mendendangkan lagu yang harus dia selesaikan. Saat Usman Bersaudara tampil secara reuni pada tahun 2002 di studio TVRI Jakarta, Sofyan tetap menjalankan fungsi gandanya. Hanya saja karena tertolong oleh kemajuan teknologi, dia bernyanyi sembari dikelilingi mik kecil yang melilit di kepalanya.

Profil ketiga yaitu Syech Abidin. Pemain drum AKA dan SAS ini rupanya juga seorang vokalis yang bersuara merdu. Saat AKA manggung, orang boleh saja terbius oleh gaya eksentrik Ucok Harahap, namun dalam album rekaman penggemar musik akan terbuai oleh suara yang mendayu-dayu dari pria keturunan Arab ini. Saat itu grup musik seganas AKA tetap harus tunduk pada tuntutan pasar. Arus komersil saat itu sedang berpihak pada lagu yang mendayu-dayu alias melankolis yang didominasi oleh grup musik pop. Jadilah kita mengenal album-album AKA sebagian lagu berirama rock, sebagian lagu lagi berirama pop. Untuk urusan rock and roll, bolehlah Ucok Harahap ambil bagian dengan lagu-lagu berbahasa Inggrisnya. Namun orang akan selalu teringat dengan lagu-lagu macam : Badai Bulan Desember, Akhir Kisah Sedih, Dunia Buram atau Di Akhir Bulan Lima. Di situlah Syech Abidin mengambil peranan dengan sangat baik. Teringat pula ketika bergabung bersama SAS lagu yang populer yaitu Rindu meluncur dari vokal manisnya. Pria kelahiran kampung Arab kompleks makam Sunan Ampel Surabaya ini telah meninggalkan hingar bingar musik Indonesia selama-lamanya untuk menghadap Tuhannya pada Sabtu, 9 November lalu.

Memang sederet pemain drum lain macam Reynold Panggabean, Asido Pandjaitan atau Is Haryanto juga ikut bernyanyi bersama grup mereka dalam rekaman album. Namun ketiga nama di atas benar-benar seorang pemain drum yang juga vokalis utama. Sebuah kombinasi unik yang jarang ditemui pada jagad hiburan belakangan ini.

Demikian yang dapat kami sajikan melalui tulisan ini. mohon maaf atas segala rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. Jayalah selalu musik Indonesia.

( Okky T. Rahardjo, penggemar musik pop Indonesia di Surabaya—085645705091 )

Sofyan Usbross

Tidak ada komentar:

Posting Komentar