Jumat, 22 November 2013

Edisi Kuliner : Gado-Gado Unesa, Sebuah Kenikmatan Tersendiri

Kota Surabaya selain terkenal sebagai kota pahlawan, juga populer dengan sajian kuliner yang beraneka ragam. Bermacam-macam tempat menikmati panganan tersedia di berbagai sudut jalan kota metropolitan ini. Bila tengah berada di jalanan dan perut terasa lapar, tidak ada salahnya berhenti dulu mencari sebuah tempat alternatif untuk menikmati makan siang. Seperti yang tengah saya alami siang ini tadi.

Setelah menyelesaikan beberapa urusan, saya pulang dengan melintasi perkampungan Ketintang. Saat itu saya pulang dari sebuah bank cabang yang terletak di dekat kantor Polda Jawa Timur. Melintasi gedung Graha Pena saya belok ke kiri arah gedung Pembangkit Listrik Jawa Bali (PJB). Sedikit berputar kampung, saya melajukan kendaraan biru menuju kampus Unesa. Tujuan saya Cuma satu, Mencari alternatif tempat makan siang yang berbeda dari biasanya, mengingat saya juga tidak setiap hari melewati jalur ini. Sebelum memasuki kawasan kampus Unesa, saya teringat dengan seorang penjual gado-gado yang dulu pernah saya kunjungi selepas kuliah.

Ya, penjual gado-gado itu masih bertengger di pojok tikungan jalan. Mengambil tempat di depan Kantor Telkom Divre V Jawa Timur, stand Gado-gado ini terkesan Amigos alias Agak Minggir Got Sedikit, hehehe…. Warung gado-gado ini seringkali menjadi jujukan mahasiswa Unesa yang kebetulan melintas mau pulang tapi kelaparan. Siang itu rasanya nyaman sekali menikmati gado-gado sembari ditemani semilir angin dan riuh rendah kendaraan bermotor yang lalu lalang.

Gado-gado yang disajikan rasanya tidak berbeda dengan umumnya gado-gado lain yang pernah kita jumpai. Bahkan mungkin ada tempat lain di kota ini yang penyajiannya lebih istimewa dari pada gado-gado yang menghuni deretan warung kaki lima di jl. Ketintang ini. Namun karena tempatnya yang mendekati kampus menjadikannya sebagai gado-gado idola para mahasiswa Unesa. Mengingat dulu pernah menggelar stand di dalam kantin Unesa, maka warung gado-gado ini diberi nama Gado-gado Unesa. Mahasiswa yang kebetulan kos di seberang jalan, seringkali meluangkan waktunya untuk nongkrong atau sekedar membungkus seporsi gado-gado disertai taburan sambal yang mantab. Bahkan kaum pekerja pun seringkali menyediakan jam makan siangnya untuk menikmati gado-gado yang disediakan oleh seorang bapak yang saat ini terlihat makin tua ini.

Berapakah harganya, saat ini seporsi gado-gado bisa dinikmati dengan mengganti harga sebesar tujuh ribu lima ratus rupiah saja. Murah meriah, bukan. Walaupun seingat saya harganya sedikit lebih mahal dari pada ketika saya masih menjadi mahasiswa sekitar sepuluh atau sebelas tahun yang lalu. Us Namun rasanya tetap mantab dan nyaman bagi ukuran mahasiswa. Namun bila hendak membungkus, anda harus menambah biaya lima ratus rupiah. Sebagai teman pendamping makan, tersedia krupuk dan emping yang membuat makan siang kita semakin ramai dan nikmat.

Bagaimana bila kehausan, tidak usah kuatir. Memang penjual gado-gado tersebut tidak menyediakan minuman, namun tepat di sebelah kanan terdapat penjual minuman es degan atau kelapa muda yangs elalu siap sebagai pemadam kehausan bagi penikmat gado-gado. Sebuah hubungan yang saling menguntungkan terjalin antara penkjual gado-gado dan penjual es degan. Sebuah simbiosis mutualisme yang membuat pembeli pun merasa nyaman menikmati makan siang ditemani minuman segar langsung di tempat itu juga. Tidak perlu bayar mahal, cukup empat ribu rupiah per gelas maka kita dapat meredakan hausnya tenggorokan yang ditimbulkan oleh bumbu gado-gado yang kita santap.

Sayang sekali, ada sedikit catatan mengenai tempat penjualan gado-gado ini. Kita tidak bisa menikmati gado-gado secara leluasa mengingat tempat yang disediakan cukup sempit dan sesak. Tempat duduk yang disediakan tidak memadai untuk menampung banyak orang. Malah terkesan seadanya saja mengingat banyak sekali peminat gado-gado sebagai pereda rasa lapar di siang hari. Dulu semasa masih menempati area kantin fakultas ekonomi, stand gado-gado ini masih memiliki lokasi duduk yang strategis dan nyaman. Kini, bila kita ketinggalan beberapa menits aja maka bisa kehilangan peluang untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman.

Bagaimana, masih bingung memikirkan di mana besok mau menikmati makan siang di kota Surabaya ini ? Cobalah sesekali mampir ke warung Gado-gado Unesa yang buka mulai jam 10.00 hingga menjelang senja pkl. 17.00. Bila sudah menikmati santap siang gado-gado unesa ini, jangan lupa angkat dua jempolmu tanda kepuasan tak terkira. Setelah itu, jangan lupa bayar biar ga’ dipisuhi sama penjualnya…hehehehe…

( Okky T. Rahardjo, penikmat kota Surabaya-085645705091 )














Tidak ada komentar:

Posting Komentar