Rabu, 01 Mei 2013

Pop Keroncong Koes Bersaudara, Dalam Catatan Saya


 






       Ketika hari beranjak malam dan jam dinding berbunyi sebanyak dua belas kali, saya mulai sadar bahwa bukan hanya hari yang berubah namun juga bulan yang sudah waktunya berlalu. Malam itu bulan April meninggalkan keperkasaannya digantikan oleh sang bulan kelima yang sudah bersiap melanjutkan tugas mengisi tahun 2013 ini. Saat itu juga saya menyadari bahwa usia kaset yang ada di depan saya ini sudah tiga puluh tiga tahun.

     Malam itu saya mengisi ruang dengar saya dengan sebuah album berirama keroncong milik Koes Bersaudara jilid kedua. Album ini merupakan album ketiga pada masa bergabungnya kembali keempat personel Koes Bersaudara pada tahun 1977. Setelah mereka sukses dengan album seri perdana “Kembali” dan menancapkan tajinya di industri musik populer melalui pop jawa yang melejitkan tembang bertajuk “Bunder-Bunder”. Kali ini kreasi mereka tertuang dalam sebuah album berirama keroncong.

      Pemilihan album keroncong ini tentu melalui proses rembugan yang tidak mudah, mengingat ada banyak genre yang pernah dikeluarkan pada masa keemasan Koes Plus. Tonny Koeswoyo sebagai pimpinan grup tentu memiliki pertimbangan tersendiri mengapa pada album ketiga ini mengeluarkan album keroncong, bukan pop melayu atau jawa melayu misalnya.

     Baju Merah karya Nomo Koeswoyo dipilih sebagai pembuka yang cukup tepat mengingat album Koes Bersaudara jilid kedua yang dirilis seakan harus mengidentikkan dengan seorang Nomo Koeswoyo. Ya, Nomo Koeswoyo merupakan seorang yang menjadi ikon keberadaan Koes Bersaudara. Tidak lengkap membicarakan Koes Bersaudara tanpa identik dengan sosok penabuh drum ini. 

Menyadari hal tersebut, ketiga album awal Koes Bersaudara era 1977 ini pun selalu menampilkan karya dan vokal Nomo pada bagian pembuka. Simak saja album perdana mereka yang menempatkan lagu Kembali yang dinyanyikan Nomo Koeswoyo dengan mantab. Pop Jawa mereka pun dibuka oleh vokal khas Nomo melalui lagu Bunder-Bunder. Demikian juga pada album ini yang menghadirkan karya dan vokal Nomo Koeswoyo pada lagu Baju Merah.

Baju Merah merupakan sebuah lagu yang bisa disebut “Nomo banget” karena sangat unik dan penuh khas seorang Nomo Koeswoyo. Terkesan spontan, apa adanya namun tidak asal-asalan. Sesuai dengan karakteristik Nomo Koeswoyo yang cenderung bloko suto pada siapa pun yang ditemui.

Pada urutan kedua kita menjumpai vokal Yon Koeswoyo yang mengisi lagu Terkenang-Kenang. Kali ini kita melihat identiknya seorang Yon Koeswoyo pada lagu yang diciptakan. Cenderung seperti seorang yang bertutur dengan kata pengganti “aku” kita diajak menikmati pengalamannya yang berjumpa dengan seorang gadis yang pada akhirnya tak pernah dijumpai lagi. Yon Koeswoyo memang seorang pencipta lagu yang mampu menjalin komunikasi dengan akrab pada pendengarnya melalui syair lagu yang ditulisnya. 

Pola yang sama kita jumpai pada tembang yang diberinya judul “Dendang Malam”. Yon Koeswoyo mengajak kita untuk mendengarkan curahan hatinya yang hanya mau dibagikan berdua, antara beliau bersama pendengar. Namun supaya suasana batin dalam lagu ini sampai pada relung hati kita, Yon Koeswoyo seakan mengajak kita supaya ada baiknya lagu ini didengarkan di sebuah kamar yang gelap diterangi pantulan sinar bulan purnama. Mau dicoba, rasanya nikmat sekali mendengarkan suaranya yang melankolis.

Poin penting dari pembuatan album Koes Bersaudara adalah kerinduan Nomo Koeswoyo untuk berkumpul lagi bersama saudara-saudaranya. Suatu hal yang telah lama beliau utarakan sejak lama melalui lagu Rindu yang direkamnya dalam album No Koes. Pada album ini pun beliau kembali menyatakan isi hatinya yang tak tertahankan itu melalui sebuah karya manis yang bernama “Keroncong Rindu”. Mungkin kita akan menganggap berlebihan, tapi memang demikianlah kerinduan hati seorang Nomo Koeswoyo terhadap saudara-saudaranya. Keroncong Rindu dibawakan secara pelan dan menyayat hati, bagaikan seorang yang telah terpisah jauh dari kekasih yang disayanginya.

Pada bagian lain, Nomo juga mampu mengajak pendengarnya bergembira melalui sebuah lagu yang lucu, unik, menghibur namun tetap mengedepankan harmonisasi vokal dan musik. Kuda Kepang adalah lagu keroncong namun mampu mengajak kita bergoyang. Pada lagu ini sebenarnya Nomo juga mengungkapkan kerinduan hatinya yang disampaikan secara lugas melalui pantun yang terdengar jenaka. Coba dengarkan keunikan lagu ini…

Yok Koeswoyo sebagaimana biasa hanya menyumbangkan sedikit lagu dalam setiap album yang direkam. Kali ini karya indahnya tertuang dalam sebuah lagu yang diberinya judul “Dekat Di Hati”. Vokalnya yang lembut membuat hati kita tenteram kala mendengarkan lagu semata wayangnya ini. Yok Koeswoyo memang teruji dan mumpuni sekalipun harus mendendangkan lagu berirama keroncong. Sekali munculnya membuat kita merindukan kembali kehadiran vokalnya dalam karya-karya berikutnya.

Salah satu pihak yang bergembira dengan bersatunya kembali keempat bersaudara ini tentu saja adalah Koeswoyo Senior. Beliau yang selama ini menyumbangkan karya untuk Koes Plus dan No Koes, kali ini juga menyisipkan lagu untuk didendangkan putranya. Kenanga yang Kusayang merupakan judul lagu yang beliau titipkan untuk direkam di album diproduksi oleh Remaco ini. Yon Koeswoyo sekali lagi mampu mengeksekusi amanah ini dengan begitu sempurna.

Lalu bagaimana dengan sang maestro, Tonny Koeswoyo. Pada album ini beliau menyumbangkan pemikirannya pada tiga buah lagu hasil karyanya. Salah satu yang istimewa adalah sebuah lagu yang diberinya judul “Hanya Kepadaku”. Sebuah lagu cinta yang dibawakan secara romantis dibalut alunan musik keroncong nan membius. Vokal yang gagah dan mantab terdengar dari untaian suara beliau, seakan membuktikan kepiawaiannya yang masih tiada tertandingi saat itu. Saya berani angkat kedua jempol untuk lagu ini. Salut om…

Salah satu yang juga istimewa adalah sebuah tembang penutup karya Tonny Koeswoyo yang berjudul “Penjaga malam”. Setelah beberapa profesi yang lain dijadikan tema dalam sebuah lagu, kali ini tukang ronda malam mendapatkan giliran diapresiasi melalui sebuah karya lagu. Begitu luas wawasan dan imajinasi sang maestro dalam mengeksplorasi kesendirian seorang penjaga malam yang menjalankan tugas menjaga keamanan tanpa banyak kata yang berlebihan. Yon Koeswoyo sekali lagi mampu menerjemahkan lagu ini melalui vokalnya yang begitu lugas dan terdengar renyah. Pada album ini Tonny Koeswoyo juga menghadirkan karya yang dinyanyikan oleh Yon Koeswoyo berjudul “Aku Menanti”.

Catatan lain mengenai album ini adalah digunakannya gitar sebagai pengiring lagu keroncong yang disenandungkan, sehingga nuansa keroncong makin terjaga dengan rapi. Hal ini membedakan dengan kala Koes Plus merilis album pop keroncong yang menggunakan organ sebagai pengiring melodinya.

Cover album ini seakan diambil secara spontan kala mereka berjalan di Taman Mini Indonesia Indah. Konon gambar tersebut merupakan salah satu adegan dalam video klip lagu Kembali. Yang unik, wajah Tonny Koeswoyo terlihat “sangar” tidak seperti biasanya yang begitu rapi. Rambut panjangnya dibiarkan terurai dipadu kaca mata besar seakan mengingatkan kita pada sosok John Lennon, seorang musisi asal Inggris. Jarang sekali kita melihat Tonny Koeswoyo mengurai rambut bergelombangnya, salah satu penampilan beliau yang seperti itu bisa kita lihat pada album Koes Plus volume 8 pada cover kaset.

Yang menarik, side B pada kaset ini diisi oleh musisi-musisi yang perjalanan kariernya selama ini dibesarkan oleh Nomo Koeswoyo. Sebuah langkah yang bijak untuk tidak melupakan rekan-rekan seperjuangannya dulu. Salut pak Nomo…

Jarum jam makin menunjukkan waktu jauh meninggalkan tengah malam. Kantuk dan lelah mulai melanda. Inilah saatnya untuk beristirahat dengan sebuah harapan datangnya kebahagiaan di bulan yang baru ini. Sayup-sayup album keroncong yang saya dengar pun mulai menunjukkan ending pada lagu terakhir.

Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai sebuah album dari Koes Bersaudara. Mohon maaf atas segala rangkaian kata dan kalimat yang kurang berkenan. tegur sapa dan masukan dari penggemar Koes Bersaudara & Koes Plus tentu sangat saya harapkan. Jayalah selalu musik Indonesia. Terima kasih atas perhatiannya. 

Okky T. Rahardjo ( Penggemar Koes Plus dari Surabaya—085645705091 )


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar