Selasa, 21 Mei 2013

Mus Mulyadi dan Dendang Untuk Kota Surabaya


                Mus Mulyadi, siapa yang tidak kenal dengan sosok yang satu ini ? Apa yang ada di benak kita bila mendengar nama tersebut ? Mungkin segera kita akan menyebut dengan seorang penyanyi keroncong, atau penyanyi lagu-lagu Jawa, dia adalah seorang penyanyi dangdut bersama Ida Laela, sebagian mungkin akan mengenal beliau sebagai vokalis Favourite’s Group. Benar sekali beberapa identitas tersebut sempat disandang oleh Mus Mulyadi pada masa kejayaan beliau pada dekade ’70 dan ‘80an.

                Kita mengenal Mus Mulyadi sebagai pendendang tembang hits Angin Malam kala bersama Favourite’s Group tahun 1972, Kota Solo dan Dewi Murni yang berirama keroncong juga merupakan identitas beliau sebagai seorang vokalis, bahkan sebagian kita tentu masih ingat duet larisnya bersama Ida Laela dengan iringan OM Awara membawakan Setelah Jumpa Pertama. Tapi dari sekian banyak lagu yang beliau suarakan, nampaknya Rek Ayo Rek memperkokoh jati dirinya sebagai seorang yang tangguh dalam dunia tarik suara. Sampai hari ini bila kita mendengar lagu Rek Ayo Rek kita selalu mengidentikkan dengan Mus Mulyadi, demikian sebaliknya kita tentu mengenal Mus Mulyadi sebagai penyanyi Rek Ayo Rek. Sedemikian identiknya dua bagian ini, sampai-sampai sebagian besar dari kita malah melupakan sosok pembuat lagu tersebut yaitu Is Haryanto.

                Mus Mulyadi merupakan sosok seniman asli kota Surabaya. Sempat merantau di Singapura, Mus Mulyadi pertama kali melejit melalui lagu pertama yang beliau ciptakan sendiri yaitu Sedetik Dibelai Kasih. Namanya makin melejit kala A. Riyanto mengajaknya bergabung bersama personel 4 Nada dalam sebuah band yang bernama Favourite’s Group. Angin Malam adalah sebuah lagu abadi yang sampai hari ini kita kenal melalui suara emasnya yang direkam pada tahun 1972 diproduksi oleh Golden Hand Record.

                Rek Ayo Rek merupakan sebuah tembang yang direkam oleh Mus Mulyadi dalam sebuah album yang bertajuk Kroncong Jawa volume pertama tahun 1973. Album yang direkam duet bersama Titiek Sandhora tersebut sempat melejitkan Mus dan Titiek sebagai duet pop jawa yang sangat laris. Rek Ayo Rek sendiri sebenarnya terinspirasi kala personel Favourite’s Group yaitu Is Haryanto, A. Riyanto, Harry Toos dan Tommy WS serta Mus Mulyadi jalan-jalan di sekitar jalan Tunjungan Surabaya yang saat itu ramai dan dipadati oleh warga Surabaya yang menikmati keindahan kota di kala malam hari. 

                Banyaknya warga Surabaya yang hilir mudik menikmati semaraknya jalan Tunjungan, menginspirasi Is Haryanto membuat sebuah lirik lagu jawa, secara kebetulan A. Riyanto mempunyai aransemen musik yang belum ada lirik lagunya. Sehingga keduanya disatukan menjadi sebuah lagu yang saat ini kita kenal bertajuk Rek Ayo Rek. Lagu ini selanjutnya direkam Mus Mulyadi dengan iringan Favourite’s Group dalam sebuah solo album yang melejitkan namanya sebagai seorang penyanyi jawa. Begitu populernya lagu ini sehingga membuat perusahaan rekaman lain menjajal untuk membuat album pop tradisional. Remaco, sebuah perusahaan rekaman besar di Jakarta pun pada akhirnya menugaskan Koes Plus untuk membuat album pop jawa yang kemudian sukses dengan lagu Tul Jaenak. Favourite’s Group pun yang kala itu sudah tinggal berempat tanpa Mus Mulyadi pun juga ikut merekam lagu Rek Ayo Rek dalam album Basa Jawa Dangdut yang dibawakan oleh Is Haryanto dengan gaya khas yang jenaka. 

                Mus Mulyadi selama hidup di Surabaya tinggal di jl Kedung Turi gang I bersama adiknya Mus Mujiono. Saat ini kampung tersebut telah punah menjelma menjadi tempat parkir hotel JW Marriot. Pengabdian pada dunia seni oleh vokalis yang memiliki ciri khas berkaca mata hitam ini tidak diragukan lagi, bahkan keberadaannya seakan menjadi ikon seni kota Surabaya. Menjelang hari jadi kota Surabaya ke-720 ini, Pemkot Surabaya mulai berinisiatif untuk menghidupkan kembali kawasan jl. Tunjungan yang melegenda itu. Semangatnya sederhana saja, terinspirasi dari sebuah lirik lagu Rek Ayo Rek yang didendangkan Mus Mulyadi “Mlaku-mlaku nang Tunjungan”.
 
                Ketika Jl. Tunjungan bergeliat lagi dengan adanya acara Surabaya Urban Culture Festival pada 19 Mei 2013 lalu, kita jadi teringat dengan lagu Rek Ayo Rek. Kala kita teringat dengan lagu itu, kita teringat juga dengan sosok Mus Mulyadi. 

                Suwun cak Mus, sudah menginspirasi kami lagi…
(Okky T. Rahardjo, penggemar Mus Mulyadi dari Surabaya—085645705091)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar