Senin, 25 Juli 2011

Catatan Pertemuan JN Surabaya dan Aku Cinta Koes Plus di Tulungagung



Minggu pagi, 24 Juli 2011 beberapa pengurus JN Surabaya berkumpul di depan SMA Santo Yoseph Surabaya. Hari itu dengan kesepakatan berkumpul sebelum pkl. 06.00, kami bersiap diri menuju ke kota Tulungagung sebagai perwakilan dalam acara temu penggemar Koes Plus. Saat itu dengan mengenakan seragam pengurus warna merah, kontingen JN Surabaya mulai meninggalkan kota Surabaya dengan menggunakan mobil sewaan. Hadir sebagai kontingen JN Surabaya adalah Sam Sugeng & isteri, Koesyanto dan ketua JN Surabaya beserta isteri.

Tulungagung merupakan tujuan keberangkatan kami karena JN Surabaya mendapatkan undangan khusus dari komunitas penggemar Koes Plus yang berada di daerah Tulungagung dan sekitarnya. Radio Perkasa FM merupakan penyelenggara acara temu penggemar Koes Plus. Radio yang terletak di kawasan jl. Mayor Sujadi 22 Tulungagung ini memiliki program siaran lagu-lagu Koes Plus yang bernama “ Kolam Susu”. Acara ini berlangsung setiap hari minggu pkl. 15.00 s/d 18.00 Wib. Melalui program siaran ini terbentuklah komunitas penggemar yang bernama Aku Cinta Koes Plus ( ACK ) yang difasilitasi oleh Radio Perkasa. ACK ini meliputi wilayah Tulungagung dan sekitarnya yaitu Tulungagung, Kediri, Trenggalek dan Blitar. Hari minggu itu mereka mengadakan temu penggemar Koes Plus.

Kontingen JN Surabaya tiba di lokasi acara pkl. 09.40 saat suasana lokasi masih belum seberapa ramai dan beberapa orang panitia sibuk mempersiapkan acara. Setiba di lokasi Radio Perkasa, kami disambut oleh Dinda yang merupakan penyiar acara Kolam Susu. Tidak lama kemudian, menyusul beberapa warga JN Surabaya yang juga hadir tapi tidak bersamaan. Mispomo, Pembina The Bottles band hadir karena sedang berada di rumah keluarga di Tulungagung. Juga menyusul Didik B Jauhari yang baru bergabung karena semalam sebelumnya ada acara di Nganjuk. Jadilah saat itu komunitas JN Surabaya siap meramaikan acara yang diadakan oleh penggemar Koes Plus di Tulungagung.

Pkl. 10.00 lebih sedikit acara dimulai. Satu per satu peserta hadir yang kebanyakan berasal dari luar kota Tulungagung yaitu Kediri, Trenggalek, Biltar dan Pandaan. Acara dibuka dengan penampilan GP Plus yang merupakan band pelestari dari kota Tulungagung. GP Plus didirikan pada 2003 dengan kepanjangan Generasi Pelestari Koes Plus. Uniknya, sekilas bila dilihat pemain drum grup ini memiliki wajah mirip Murry sewaktu muda. Bahkan konon hal ini diakui sendiri oleh Murry sewaktu keduanya bertemu di Jakarta.

GP Plus mengawali penampilan dengan menggeber lagu-lagu Koes Plus yang sudah dikenal oleh peserta yang hadir saat itu. “Penyanyi Tua” menjadi pilihan sebagai lagu pembuka yang dibawakan. Diikuti oleh “Seminggu Yang Lalu” yang saat itu dibawakan dengan aransemen versi album Platinum. Peserta yang saat itu duduk dengan pola duduk di kursi yang dinaungi payung besar mulai mengarahkan perhatian pada penampilan GP Plus yang hari itu menjadi home band. Band yang terdiri dari Joko (bass), Ipin (melody gitar), Handoyo (keyboard) dan Purwanto (drum) saat itu tampil di panggung yang diberi nama Gazebo Perkasa.

Setelah dua lagu awal tersebut, Dinda selaku penyiar dan presenter acara membuka temu penggemar Koes Plus dengan menyapa semua peserta yang hadir. Bahkan dia sempat mendendangkan “Hidup Yang Sepi” sebagai persembahan peserta bagi yang hadir. Selanjutnya GP Plus secara beruntun membawakan lagu-lagu Koes Plus antara lain : Layang-Layang, Bis Sekolah, Diana dan Kolam Susu.

Acara ini disiarkan live di radio Perkasa selama dua jam. Sehingga sempat beberapa kali ada interaksi dengan penonton berupa request lagu dan salam. Yang istimewa, lagu yang dipesan saat itu langsung dibawakan oleh GP Plus. Peserta yang hadir pun saat itu juga diberi kesempatan bila ada yang akan menyumbangkan suaranya. Tampak peserta dari Surabaya, Tulungagung, Blitar, Pandaan dan Kediri ikut berdendang dengan iringan GP Plus. Penampilan GP Plus bisa dibilang istimewa karena permainan musiknya tidak melenceng jauh dari kaset asli album Koes Plus, sehingga penggemar bisa dengan mudah mengikuti lagu yang sedang dimainkan.

GP Plus benar-benar menjadi bintang yang istimewa saat itu karena selalu setiap saat siap untuk mengiringi peserta yang maju ke panggung untuk request lagu-lagu Koes Plus. Bahkan karena pertemuan ini lingkup penggemar berat Koes Plus, maka lagu yang dibawakan juga termasuk “ ganas” karena kebanyakan lagu yang dinyanyikan termasuk lagu yang saat ini tidak popular di telinga umum. Seperti halnya saat peserta dari Blitar menyanyikan lagu “Melepas Kerinduan”, peserta dari Kediri mendendangkan “Melati Biru” dan juga peserta dari Surabaya menyuarakan “Bertemu Kembali”.

GP Plus sendiri termasuk unik untuk ukuran band pelestari. Hal ini disebabkan yang menjadi peran seorang Yon Koeswoyo sebagai lead vocal adalah pemain bass, sementara pada sebagian grup posisi ini diisi oleh pemain rhyrym gitar. Sementara itu posisi Yok Koeswoyo sebagai duet vocal suara II diisi oleh pemain melody gitar. Dalam formasi GP Plus tidak ada pemain rhyrym gitar, hal ini mungkin dimaksudkan untuk meng-efektif-kan formasi group. Karena pemain keyboard tidak merangkap sebagai pemain gitar sebagaimana posisi seorang Tonny Koeswoyo. Pemain drum, Purwanto kali itu mencoba mendendangkan lagu karya Murry yaitu “Mari Berjoget” dan “Shakila”. Pada kedua lagu yang berirama pop melayu ini GP Plus harus dibantu oleh seorang pemain ketipung sehingga “nuansa pop dang dutnya” makin terasa.

Ketua JN Surabaya sempat didaulat untuk naik ke panggung guna wawancara singkat seputar komunitas Jiwa Nusantara Surabaya beserta aktivitasnya. Sebelum dialog singkat dimulai, ketua JN Surabaya memberikan kenang-kenangan berupa vcd dokumentasi klip lagu Koes Plus era Tonny Koeswoyo yang diterima oleh Dinda, selaku perwakilan Radio Perkasa. Sebuah lagu Andaikan Kau Datang sempat dibawakan oleh ketua JN Surabaya setelah sekian lama menolak bernyanyi kalau diminta tampil oleh band pelestari di berbagai tempat. Bukan tidak mau karena gengsi, tapi karena ketua fans club belum tentu suaranya bagus ( wah mengelak nih..).

Seusai menikmati hidangan makan siang berupa soto dan es kopyor khas Tulungagung, acara diisi dengan bernyanyi lagu “Kapan-Kapan” bersama seluruh peserta yang hadir. Setelah berfoto bersama kru radio Perkasa dan personel GP Plus, seluruh peserta yang hadir berpamitan undur diri dari lokasi acara.

Acara temu penggemar Koes Plus ini diadakan untuk mengukur seberapa antusias penggemar Koes Plus di wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Selain itu juga untuk menjalin persaudaraan di antara sesama penggemar Koes Plus bersama komunitas JN Surabaya. Walaupun termasuk sederhana namun acara yang difasilitasi oleh Radio Perkasa ini mampu membawa kesan di hati, terutama bagi peserta yang hadir jauh dari luar kota. Mudah-mudahan keakraban yang terbina tidak hanya terjadi hanya sesaat namun dapat kekal dan abadi. Semoga Radio Perkasa yang menjadi penghubung penggemar Koes Plus di kota Tulungagung dan sekitarnya tetap dapat menjadi salah satu media pelestarian karya anak bangsa, terutama karya besar group legendaries Koes Bersaudara dan Koes Plus. Seperti ungkapan sebuah lagu Koes Plus, Sederhana Bersamamu.

Demikian yang dapat kami laporkan sebagai pandangan mata temu penggemar Koes Plus bersama Radio Perkasa FM 96,8 di kota Tulungagung. Mohon maaf bila ada kata dan tulisan yang kurang berkenan.

Okky T. Rahardjo ( Ketua JN Surabaya, 085645705091 )


1 komentar:

  1. Wah aku ketinggalan info, dak tahu kalau di tulungagung ada acara pertemuan penggemar koesplus, nanti kabari lagi kalau acara lagi, trims

    Briant
    0355-7733276

    BalasHapus