Selasa, 25 Mei 2010

Liputan Beat Plus di Parade band KPKA Malang

Sabtu malam minggu yang cerah, 22 Mei 2010. Para personel Beat Plus satu per satu sudah mulai menampakkan diri di panggung parade band lagu-lagu Koes Plus di arena Malang Tempo Doeloe (MTD) . Malam itu sekitar dua ratusan lebih massa memadati sekitar lokasi panggung yang digelar oleh KPKA Malang. Pada malam minggu jumlah pengunjung MTD mencapai sekitar dua sampai tiga ribuan orang yang menambah makin rapat dan sesaknya pengunjung festival yang berlangsung setahun sekali ini.
Beat Plus, band pelestari dari Surabaya sudah bersiap dan check sound dua jam lebih awal dari jadwal penampilan. Bahkan para personel Beat Plus sempat mengiringi peserta karaoke lagu-lagu Koes Plus yang siap tampil tetapi peralatan tidak siap secara teknis. Akhirnya peran karaoke digantikan dengan iringan live band oleh Beat Plus. Pkl. 19.00 WIB adalah waktu yang ditentukan oleh panitia untuk Beat Plus menghibur masyarakat penggemar Koes Plus di kota Malang. 
Diawali dengan penampilan band lokal Bintang Band yang tampil unik dan atraktif, panggung parade terasa semakin meriah. Bintang Band saat itu menyajikan lagu-lagu Koes Plus yang dikemas secara improvisasi namun tidak menghilangkan nuansa menghibur bagi yang mendengarkannya. Buat Apa Susah, Andaikan Kau Datang dan Kolam Susu disajikan dengan menarik. Bahkan Sutaryono, vokalis Beat Plus, sempat didaulat untuk berduet nyanyi dengan Agus Basuki, ketua KPKA Malang dengan iringan Bintang Band. Duet lintas kota ini menghadirkan lagu-lagu yang terkesan keras dan garang. Kala-Kala dipilih menjadi lagu pertama bagi duet dua penggemar Koes Plus yang sudah tidak muda lagi ini. Setelah lagu ini penonton meminta mereka berdua bernyanyi lagi. Bahkan yang “lebih ganas” penonton meminta mereka menyanyikan Kelelawar. Akhirnya lagu yang berasal dari album pertama Koes Plus ini dinyanyikan dengan cukup menguras tenaga. Uniknya, di sela-sela lagu muncul salah seorang panitia yang berdandan mirip seorang anggota Densus 88 yang sedang mencari teroris. Sebagai lagu penutup duet, Dara Manisku dinyanyikan dengan disertai koor oleh penonton yang hadir. Sebelum pada akhirnya Beat Plus dengan kekuatan penuh siap tampil di panggung.
Beat Plus membuka penampilan dengan tembang Laguku Sendiri, ciri khas Koes Plus yang membuka show. Berikutnya Malam Ini menjadi pilihan yang tepat untuk menghentak suasana malam minggu yang meriah itu. Beat Plus terdiri dari personel yaitu Sutaryono (rhytym/lead vokal), Sugeng (keyboard/backing vokal), Nuryanto (bass/vokal) dan Yopi (drum). Seakan tak ingin menurunkan emosi penonton yang sudah telanjur naik, I Will Come To You dinyanyikan oleh Sugeng sambil memainkan keyboard. Lagu yang berasal dari album Another Song For You ini mendapatkan perhatian yang meriah dari penonton karena termasuk lagu yang jarang diperdengarkan. 
Vokal Sutaryono terasa begitu bening mengalun di berbagai lagu yang dia nyanyikan. Petikan gitarnya walaupun belum sempurna tapi terus berusaha tampil menyamai Yon Koeswoyo. Sugeng, personel yang paling pendek ini mencoba mengimbangi suasana malam itu dengan penampilan yang maksimal. pada lagu yang berirama beat keras, dia mengambil bagian. Jemu dia lantunkan sambil memainkan melody gitar ala Tonny Koeswoyo. Walaupun tidak mencapai nada setinggi Yok Koeswoyo namun sangat mampu mencuri perhatian pengunjung yang hadir. 
Nuryanto, pemain bass dengan perawakan tinggi dan sedikit botak khas seorang guru juga tidak kalah dengan personel lain. Sutaryono sempat memberi kesempatan bernyanyi pada pria yang seharinya sebagai guru Matematika di sebuah SMP Negeri di Surabaya ini. Sebagaimana Koes Plus, sebuah lagu karya Yok Koeswoyo pun dia nyanyikan. Melepas Kerinduan yang direkam pada tahun 1979 menjadi pilihan untuk dia nyanyikan. Suasana makin meriah ketika Sugeng menimpali dengan iringan interlude keyboard yang mendekati sempurna. Selepas manggung, Nuryanto mengatakan kalau memainkan bass sambil bernyanyi mempunyai kesulitan yang tinggi. Bahkan dia menggambarkan seperti seorang yang menggambar segitiga dengan tangan kanan dan menggambar lingkaran dengan tangan kiri. 
Yopi, personel termuda yang bertugas menggebuk drum kala itu juga seakan menjadi “bintang yang tersembunyi”. Beberapa kali gebukan drumnya mampu membuat penonton terkagum-kagum. Ketukan drumnya begitu pas dengan lagu-lagu yang dinyanyikan. Bahkan dia terkesan mampu sedikit mencuri-curi pada beberapa pukulan. Sehingga walaupun tidak bernyanyi namun mampu membuat penonton mengagumi penampilannya. Sedikit kisah unik, ketika menjelang Beat Plus memulai penampilan personel yang hadir di panggung kurang satu. Yopi, sang drummer tidak juga muncul selama sekitar sepuluh menit. MC sempat beberapa kali memanggil namun tidak juga datang, Sutaryono beberapa kali memanggil melalui mik dan menelepon namun tak juga muncul. Pada akhirnya ketika datang di panggung dia mengaku kalau tidak dapat menahan sakit perut, sehingga harus mengungsi ke toilet umum. Penonton pun tertawa mendengar pengakuan itu. Wah, ada-ada saja....
Saat Beat Plus menggeber lagu-lagu yang berirama nge-beat macam Hari Minggu, beberapa penonton yang berasal dari kalangan anak muda langsung menyerbu depan panggung untuk berjingkrak bersama mengikuti irama lagu. Satu anak muda ber-pogo ria diikuti teman-teman yang lain sampai sepuluh orang asyik bergoyang menikmati lagu-lagu yang disajikan Beat Plus. Bahkan pada barisan lain jauh di belakang, terdapat beberapa panitia yang bertugas sebagai keamanan juga ikut bergoyang ketika Beat Plus menyanyikan lagu-lagu yang riang. Seakan mengerti kemauan penonton, Beat Plus berikutnya mendendangkan Mengapa, sebuah lagu berirama dangdut untuk menambah semarak suasana malam itu. Beberapa penonton yang berjoget pun semakin banyak dan makin menambah marak suasana hiburan rakyat saat itu. 
Pada akhir penampilan, beat Plus mencoba menampilkan sebuah sensasi. Sutaryono mendendangkan Kembali Ke Jakarta yang di medley dengan massachuset milik Bee Gees dan berakhir lagi dengan bagian coda Kembali Ke Jakarta. Sesaat setelah personel Beat Plus turun panggung, MC sempat menyampaikan akalu ada penonton yang sempat bertanya mengapa lagu Koes Plus kok disambung dengan lagu lain. Sutaryono, sang vokalis pun akhirnya harus kembali ke panggung untuk menjelaskan bahwa itu hanya bagian dari entertain dan inovasi semata yang kebetulan nada pada lagu itu hampir sama dan nyambung. Tidak ada maksud untuk merusak lagu Koes Plus tentunya. 
Sedikit menjadi catatan adalah sebaiknya pada bagian interlude, vokalis tidak perlu mendendangkan “la la la” supaya tidak mengurangi keindahan pada lagu yang ditampilkan. Demikian juga panitia seharusnya memperhitungkan segi keamanan, karena setiap ada kerumunan massa tentu tidak bisa dihindari adanya konflik. Pada penampilan band sesudah Beat Plus sempat terjadi keributan fisik sesama penonton yang bersenggolan kala sedang berjingkrak menikmati lagu-lagu Koes Plus yang disajikan. Untung saja suasana dapat reda dengan sendirinya saat penonton lain yang benar-benar datang untuk menikmati hiburan tidak terpancing barisan anak-anak muda yang terlibat konfilk di barisan depan. Saat itu sebagai band penutup tampil Kotalama band yang dipimpin oleh Taufik Hendrasno, dari Lawang.
Lagu-lagu yang disajikan oleh Beat Plus saat itu antara lain : laguku Sendiri, Malam Ini, Manis Dan Sayang, Hari Ini Dan Nanti, Bahagia Dan Derita, Bunga Di Tepi Jalan, Hidup Yang Sepi, Kau Datang Lagi, I Will Come To You, Hari Minggu, Mengapa, Why Do You Love Me, Melepas Kerinduan, Medley : Tul Jaenak + Aja Nelongso + Yo Ben, Medley : Kembali ke Jakarta + Massachuset.
Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai liputan penampilan Beat Plus dari JN Surabaya. Mohon maaf bila terdapat kata dan kalimat yang kurang berkenan dalam tulisan ini. Terima kasih atas perhatiannya. Merdeka…!!!


Sutaryono, lead vocal Beat Plus


Nuryanto, menyanyikan Melepas Kerinduan


Sugeng, mendendangkan I Will Come To You


Yopi, beraksi memainkan drum

Sutaryono duet dengan Agus Basuki, ketua KPKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar