Selasa, 06 April 2010

Resensi Volume 2 Pop Indonesia Koes Plus


Koes Plus Pop Indonesia Volume 2 kali ini kami luncurkan sebagai resensi untuk memulai penulisan artikel blog pada bulan April ini. Album yang covernya dikemas secara eksentrik ini, dirilis pada bulan April tahun 1970 dengan menampilkan formasi Koes Plus yang sampai saat ini kita kenal dengan formasi legendaris. Formasi tersebut adalah Tonny K., Yon K., Yok K., dan Murry. Formasi ini berbeda dengan album Koes Plus edisi pertama yang menyertakan Toto AR sebagai pemain bass.
Yok Koeswoyo, pemain bass Koes Bersaudara, yang semula enggan untuk bergabung dengan saudara-saudaranya akhirnya mau mendukung grup musik bersaudara plus seorang dari luar dinasti Koeswoyo ini. Bila dilihat dari segi covernya saja sudah banyak orang yang merasa kesulitan mengenali wajah personel karena tidak ada satu wajah pun yang menghadap kamera. Seakan menggambarkan isi album itu yang terkesan cuek, apa adanya dan bebas, tanpa mau terikat oleh apa pun. Sebagaimana gambaran itu, kita juga mendapati di album ini lagu-lagu yang ditampilkan juga seakan membuktikan mereka mau menjadi sebuah grup yang bebas tanpa di kotak-kotakkan. Betapa tidak, berbagai jenis irama musik kita dapatkan di sini. Nuansa pop memang banyak kita rasakan seperti pada Lagu dalam Impian, Kau Tinggalkan Aku dan Andaikan Kau Datang. Irama rock ala deep purple bisa juga kita temui pada Pentjuri Hati dan Hanja Pusaramu. Tonny Koeswoyo pun mencoba mengalunkan rapp untuk pertama kali pada lagu Mengapa Kau Sedih. Unik sekali ketika kita mendengarkan lagu Djangan Selalu Marah, seakan seperti seseorang yang merasa jenuh dengan kekasihnya.
Pada lagu ini terdapat juga lagu karya Murry untuk pertama kalinya yaitu Djanjimu. Walaupun tidak dinyanyikan secara langsung, tapi lagu ini terdengar sangat manis.
Yok Koeswoyo sebagai personel yang baru bergabung dengan grup ini makin menunjukkan kematangan sebagai musisi yang memiliki ciri khas ketika menyanyikan sebuah lagu cadas, Pentjuri Hati. Pada akhirnya beliau dikenal sebagai personel yang selalu identik dengan lagu-lagu yang bernada tinggi.
Yon Koeswoyo sendiri sempat mencurahkan isi hatinya melalui lagu Hidup Jang Sepi yang sampai saat ini terkesan sangat fenomenal. Andaikan Kau Datang yang adalah kisah tentang gagalnya jalinan cinta Yon Koeswoyo pun sampai saat ini masih terasa manis kita dengar saat ini walaupun sudah direkam dengan berbagai versi.
Walaupun dari segi rekaman mutu album ini masih kurang seberapa bagus, namun tonggak musik Indonesia turut diwarnai oleh album yang bentuk koleksi kasetnya jadi buruan langka para kolektor ini.
Akhirnya, kami mempersembahkan resensi ini bagi anda penggemar Koes Plus dari segala lapisan generasi. Jangan pernah sekali pun melupakan sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar